Tesis atau karya ilmiah Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menjadi sorotan polisi dalam kasus dugaan penistaan Pancasila sebagai lambang negara.
Dalam pemeriksaan polisi, Kamis (12/1/2017) kemarin, salah satu agendanya adalah pemeriksaan tesis ilmiahnya sebagai salah satu syarat kelulusan pada program pascasarjana di Universitas Malaya.
Rizieq pun terkejut, karena tesisnya diungkit oleh polisi.
Adapun tesis Rizieq berjudul 'Pengaruh Pancasila terhadap Syariat Islam di Indonesia'.
"Saya sangat terkejut, ternyata melalui pemeriksaan tersebut yang dipersoalkan adalah tesis ilmiah S-2 saya tentang Pancasila," ujar dia.
HAbib Riezieq |
Rizieq menjelaskan, salah satu bab membahas tentang sejarah terbentuknya Pancasila.
"Di situ saya melakukan kritik kepada kelompok-kelompok yang mengatakan Pancasila itu lahir 1 Juni 1945. Saya memperkuat pendapat bahwa Pancasila itu lahir sebagai konsensus nasional pada tanggal 22 juni 1945. Tapi tidak kita pungkiri bahwa pada tanggal 1 juni 1945, Soekarno mengusulkan nama Pancasila sebagai dasar negara," ungkap dia.
Rizieq mengatakan, pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila yang menjadi usulan Soekarno masih mentah dan belum direvisi melalui sidang BPUPKI.
"Ada hal yang perlu diingat bahwa redaksi usulan yang diajukan oleh Bung Karno, itu di dalam Pancasila yang disusun oleh Bung Karno, sila ketuhanan itu ada di sila terakhir, sila kelima. Ini ditolak oleh ulama yang ikut serta dalam sidang BPUPKI," tutur dia.
Meski demikian, pada intinya dalam tesis yang dibuatnya dipastikan tidak berisi penolakan terhadap Pancasila.
"Setelah melalui perdebatan, akhirnya Bung Kano setuju, dan akhirnya Bung Karno sepakat dengan seluruh anggota BPUPKI pada sidang paripurnanya bahwa sila ketuhanan itu menjadi sila yang pertama. Artinya, yang saya kritik adalah rumusan Pancasila yang diajukan dan diusulkan oleh Bung Karno. Saya tidak menghina Pancasila, saya tidak mengkritik Pancasila sebagai dasar negara, yang saya kritik rumusan usulan Bung Karno," ungkap dia.
Diakui Rizieq, Sukarno memang pengusul Pancasila sebagai dasar negara.
Namun, perlu diingat jika redaksi usulan yang diajukan Bung Karno mendapatkan kritik ulama.
"Usulan redaksi rumusan Pancasila yang disusun Bung Karno pada sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) itu diletakkan di sila terakhir. Hal ini ditolak ulama NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, dan pendiri bangsa yang ikut sidang BPUPKI," kata Rizieq.
Dalam perdebatan itu Bung Karno sepakat dengan anggota BPUPKI yang menempatkan Sila Ketuhanan menjadi sila pertama.
Menurut dia Pancasila yang berlaku saat ini, tidak hanya hasil pemikiran Bung Karno, tapi juga hasil perjuangan ulama dan pendiri bangsa lainnya.
"Dalam tesis ini saya juga mengkritik rumusan Pancasila yang diusulkan Bung Karno. Saya tidak menghina Pancasila, saya tidak mengkritik Pancasila," tegas dia.
Kritik dalam tesis ilmiah tersebut Rizieq sosialisasikan melalui ceramah, tablig, dan tausiahnya. Sayangnya, dalam ceramah itu ada yang diedit dan dipotong untuk dilaporkan ke polisi atas tuduhan menghina Bung Karno dan Pancasila.
"Saya tidak pernah merendahkan Bung Karno, menghina Bung Karno. Saya pengagum Bung Karno, tapi bukan berarti tidak boleh mengkritik orang yang dikaguminya. Kemudian yang saya kritik bukan Pancasila sebagi dasar negara, tapi usulan rumusan Pancasila dari Bung Karno ketika pidatonya pada 1 Juni. Saya kritik, karena ulama juga mengkritik," papar Rizieq.
Rizieq Shihab menyayangkan tesisnya di Universitas Malaya jadi bahan laporan ke kepolisian karena dianggap menghina Sukarno dan Pancasila.
Sebelum melaksanakan salat Zuhur di Masjid Polda Jawa Barat, Kamis (12/1/2017), Rizieq menjelaskan apa dirinya dilaporkan Sukmawati Soekarnoputri terkait tesisnya tersebut.
Selama ini Rizieq kerap menyampaikan gagasan tesisnya terkait Pancasila melalui ceramah.
Sayangnya video rekaman yang menyoal itu tak utuh sehingga mengesankan ia menghina Sukarno dan Pancasila.
"Usulan redaksi rumusan Pancasila yang disusun Bung Karno pada sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa) itu diletakkan di sila terakhir. Hal ini ditolak ulama NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, dan pendiri bangsa yang ikut sidang BPUPKI," kata Rizieq.
Imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu mengakui sebagai pengagum Bung Karno tapi bukan berarti tak boleh mengkritik pandangannya.
Padangan Bung Karno yang dikritik Rizieq terkait usulan rumusan sila pertama yang oleh Bung Karno ditempatkan di posisi paling terakhir.
Sementara para ulama menempatkan sila pertama di kepala.
"Saya perkuat pendapat kalau Pancasila lahir sebagai konsensus nasional (termasuk di dalamnya ulama, red) pada 22 juni 1945," Rizieq menjelaskan.
Sumber:tribunews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar